Bicara Tentang Kehilangan
Halo, gais! Udah lama aku gak nulis di blog ini. Apa kabar nih temen-temen? Semoga ada dalam kesehatan dan keselamatan selalu, yaa.
Kali ini aku mau bicara tentang kehilangan. Tentu saja, siapa yang mau kehilangan. Dari memiliki, jadi harus melepaskan. Khususnya ketika kita bicara tentang kehilangan orang-orang terdekat kita.
Meskipun orang-orang bilang people always come and go, tapi rasanya kehilangan memang tidak pernah menjadi sesuatu yang normal di hidup kita. Rasanya tidak senormal ketika seorang bayi lahir atau saat seseorang yang baru hadir ke dalam hidup kita. Kehilangan selalu terasa asing, kosong, seperti pizza yang kehilangan salah satu potongannya, seperti puzzle yang tidak komplit, bahkan seperti gigi yang ompong. Rasanya asing...
Tapi, bukan berarti kita harus takut. Perasaan sedih atau rindu ketika seseorang meninggalkan kita itu sangatlah wajar. Tapi bukan sesuatu yang harus kita takutkan, atau terlalu kita khawatirkan. Karena ada yang tidak akan pernah meninggalkan kita, yang dekat, dan paling penting di hidup kita, Allah SWT. Bahkan ketika seluruh dunia meninggalkan kita, Allah SWT. akan tetap ada, dekat, dan menyayangi kita, hamba-hamba-Nya yang tidak sempurna ini.
Selain itu, pada dasarnya memang tidak pernah ada yang jadi milik kita, semuanya hanya titipan. Hanya Allah dan kita yang saling memiliki peran yang haqiqi, Allah Tuhan kita, dan kita hamba-Nya. Sisanya hanyalah titipan dari Allah SWT. dimana meskipun -orang-orang yang kita sayangi pergi, namun Allah akan selalu ada.
Maka diperlukan keyakinan penuh, bahwa apapun yang terjadi, semua variabel di dunia akan Allah SWT. atur untuk bisa membuat kita bertahan, sekaligus berkembang. Bukan berarti bahwa hidup kita akan sama seperti saat orang-orang itu ada, tentu saja akan ada perjuangan yang harus kita lalui, setiap rindu, kekosongan, bahkan penyesalan yang harus dihadapi. Meskipun rasanya seperti akan tenggelam dan terbawa ombak, namun kita ada dalam kapal yang dijamin tidak akan tenggelam, kita pasti bisa bertahan. Meski kadang lupa bahwa kita ada di dalam kapal itu, sehingga kita kira diri ini akan tenggelam juga akhirnya, tapi akan kamu temukan dirimu sampai di lautan yang lebih indah lagi dengan kapal yang sama. Seakan-akan kita tidak akan bisa bertahan tanpa mereka yang kira sayangi, namun pada waktu dan segala skenario yang telah Allah SWT. ciptakan, dengan keimanan kepada Allah SWT. kita akan bisa melaluinya.
Itulah iman, keyakinan bahwa kita bisa melalui semuanya, keyakinan bahwa Allah SWT. bersama kita, bukan hanya sebuah janji dari Allah SWT. tapi juga yang membuat kita kuat. Meski diri ini tidak percaya diri bisa melaluinya, tapi kepercayaan kepada Allah SWT. bahwa Ia dekat, bahwa kita diuji sesuai kemampuan kita, bahwa Ia adalah The Best Planner yang sangat menyayangi kita, dan oleh karena itu kita pasti bisa melaluinya, membuat yang tak mungkin mulai terasa nyata, hingga ketika kita membuka mata, badai itu sudah terlewati di belakang.
Meskipun tentu saja sekali lagi, tidak ada yang mau kehilangan. Tapi selama ada Allah SWT. di hati , kita pasti bisa melaluinya. Pasti.
Comments
Post a Comment